Sistem Prioritas Dan Gagu Bikin Driver Gojek Part Time Kehilangan Penghasilan

Sistem Prioritas Dan Gagu Bikin Driver Gojek Part Time Kehilangan Penghasilan

Sejumlah massa pengemudi Gojek asal Medan dan sekitarnya, hari selasa kemarin (12/3) melakukan aksi protes terhadap pihak manajemen Gojek di depan Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan.

Para massa meminta agar sistem order prioritas di Gojek dihapuskan dan dikembalikan ke sistem order normal. Hal ini dinilai sangat merugikan pengemudi selaku mitra Gojek dan berpotensi melahirkan konflik horizontal antar pengemudi.

Sistem tersebut dirasa merugikan mitra karena harus dipaksa konsisten on-bid tiap harinya agar dapat orderan. Sedangkan banyak di antara para mitra yang menjadikan pekerjaan ojek online ini hanya sebatas pekerjaan paruh waktu.

Jika tidak melakukan (kerja sepanjang waktu) atau mengambil rehat 1-2 hari, maka akun aplikasi driver akan mengalami gagu atau stagnan dalam menerima orderan” begitu tegas salah satu aksi demonstran.

Namun apakah benar Gojek memberlakukan sistem prioritas dan gagu untuk mitranya?

Pada bulan maret di Surabaya, Vice President Corporate Affairs Gojek, Michael Say menanggapi langsung aksi unjuk rasa ribuan mitra Gojek di Surabaya mengenai sistem prioritas.

Beliau mengatakan di sistem Gojek terbaru, kedekatan dengan titik lokasi bukanlah salah satunya parameter dalam pembagian order. Melainkan mitra yang rajin dan memiliki rating bagus akan berpeluang mendapatkan order lebih tinggi.

Sistem tersebut diberlakukan untuk menanggulangi kecurangan mitra yang menggunakan “Fake GPS”. Dengan begitu secara tidak langsung membuat pengguna mendapat kualitas pelayanan yang lebih baik tanpa adanya driver fake GPS dan driver “tuyul”.

Namun belakangan ini, sistem Gojek seperti itu banyak dikeluhkan oleh banyak driver Gojek di berbagai daerah. Menurut mereka, sistem terbaru ini cukup merugikan pengemudi selaku mitra. Tidak hanya bagi mitra yang menjadikan ojek online sebagai pekerjaan sampingan saja, bahkan yang full time Gojek pun mengalami hal serupa.

Baca :  Tarif Gojek Naik, Tapi Kenapa Banyak Driver Gojek Mengeluh Pendapatannya Menurun Drastis?

Sehari Hanya Dapat 2 – 3 Orderan Saja

faktor Penyebab akun gojek gagu

Pekerjaan Gojek sekarang sudah tidak menjanjikan lagi” ucap driver Gojek asal Surabaya Sholeh (28) kepada team Gojekblog. Beliau adalah seorang karyawan sebuah perusahaan yang terkadang on-bid Gojek di hari liburnya.

Sebelum sistem terbaru hadir, beliau masih bisa mendapatkan 10-15 order seharian on-bid (8-10 jam). Namun semenjak sistem baru ini berjalan, beliau hanya mendapat maksimal 5 order sejak pagi hingga sore hari dalam beberapa bulan terakhir.

Hal ini dikarenakan sistem Gojek yang menilai driver dari tingkat kerajinannya. Jadi driver part time atau driver yang jarang melakukan on-bid tiap harinya, tidak akan mendapatkan kesempatan mendapatkan order lebih banyak.

Hal serupa juga dialami langsung oleh driver asal Malang, Efendi (43). Beliau adalah driver full time Gojek yang biasanya beroperasi di daerah Kabupaten Pasuruan. Beliau mengaku akunnya gagu semenjak beliau libur rehat 4 hari karena mengurusi keperluan anak masuk perguruan tinggi.

Sudah 2 minggu terakhir ini akun Gojek saya gagu. Dari pagi hingga malam, mentok hanya 6-9 orderan tanpa mendapat insentif sama sekali. Apalagi kemarin, berangkat mulai jam 6 pagi, orderan stagnan hingga pukul 13.30 baru dapat 1 order ” Curhat pak Efendi kepada team Gojekblog.

Penghasilan mitra Gojek tiap harinya makin tergerus, bahkan biaya operasional meliputi bahan bakar, kopi dan makan jauh lebih besar dari pada penghasilan yang didapat saat on-bid tiap harinya.

Sistem Alokasi Order Random Dinilai Merugikan

Selain susahnya mendapat orderan, sistem alokasi random juga dikeluhkan oleh beberapa driver. Menurutnya, randomnya  orderan yang tidak berdasar pada lokasi terdekat membuat driver kewalahan saat melakukan penjemputan.

Di sistem sebelumnya, driver hanya melakukan penjemputan antara 1 km hingga 2 km saja. Namun dengan sistem yang baru, driver bisa mendapat orderan dengan lokasi penjemputan hingga 4-5 km. Padahal di lokasi dekat customer juga ada beberapa driver aktif, namun sering kali orderan justru didapat oleh driver yang notabennya lokasinya lebih jauh.

Baca :  Bukan Hanya Untuk Uang, Driver Ini Mengaku Senang Saat Menjadi Tukang Ojek Online

Memang benar sistem kali ini cukup efektif dalam menanggulangi Fake GPS yang sedang merajalela dikalangan ojek online. Namun untuk masalah kenyamanan mitra, jarak tempuh penjemputan seperti ini juga merepotkan mitra. Belum lagi customer yang mintanya cepat-cepat sampai di lokasi.

Rehat 2 Hari Bisa Jadi Gagu Beberapa Hari Kedepan

Driver gojek 2019
Sumber gambar : fajar.co.id

Sistem akun gagu juga sangat disayangkan oleh banyak driver di berbagai daerah. Tidak ada ketentuan driver lama ataupun driver baru, akun gagu bisa berimbas pada semua kalangan driver.

Hanya karena rehat 2-3 hari tidak on-bid, bisa berimbas pada akun gagu hingga beberapa hari. Tentu hal ini dinilai cukup merugikan para pengumudi selaku mitra driver Gojek yang penghasilannya menurun akhir-akhir ini.

Hal ini semacam bentuk pemaksaan yang mana mitra dituntut untuk selalu aktif agar akunnya terus mendapatkan orderan tiap harinya. Padahal lebih dari 30% driver Gojek memang menjadikan pekerjaan ini hanya sebatas pekerjaan sampingan. Jadi banyak yang beramsumsi bahwa driver part time tidak akan mendapat kesempatan lebih untuk mendapat penghasilan yang layak saat on-bid.

Terlepas dari semua itu, pembaruan sistem yang diberlakukan oleh pihak Gojek tentu memiliki alasan yang kuat. Gojekblog percaya bahwa penyedia layanan ini akan memberikan pelayanan yang baik untuk kesejahteraan mitra serta bagi pengguna.

Semoga pihak Gojek bisa menemukan win-win solution dalam menanggapi keluhan mitra driver diberbagai daerah.

Salam Satu Aspal

7 pemikiran pada “Sistem Prioritas Dan Gagu Bikin Driver Gojek Part Time Kehilangan Penghasilan

  1. Sy jg seorang driver part time,tiap x on bid cuma dpt orderan plg bnyk 2 klo mulai dr sore,sedangkan saya mengelilingi jalan menghabiskan banyak bbm.jd mohon diperbaiki sistem ny,trims

  2. Memang spt itulah fakta di lapangan.. àda akun gagu n ada akun gacor.. kadang malah bisa membuat iri di kalangan drifer.. bagaimana tidak.. sama sama mangkalnya.. tapi orderan yg di kasih itu itu terus..

  3. Yg jadi masalh sekarang di kota sukabumi karena takut akun nya anyeup alias gagu …maka yg punya akun tu jalan 24 jam tmpa henti…dengan cara bergilir alias di kadalkan ketemennya….padahal sudah tutup poin….jadi tak ada kesempatan bagi yg Laen tuk dpat order..karena akun yg sudah tupo tetap jaln trus dngn cara akunnya di kadalkan ke temennya….saran sya sich ….apabila seseorang akun nya sudah tupo …lebih baik orderan ke akun yg tupo di tahan ….karena sudah menyalahi aturan ….dmna akun tu sudah di pindah tangankan sehingga brsaampak pada keselamatan penumpang dmna deiver beda dengan yg aslinya…

  4. Ini yang bikin gojek sekarang anyep. Yang udah kerja mah kerja aja gak usah ngandelin gojek lagi. Kasian yang pendapatan nya fokus di gojek anyep. Gua yakin pihak gojek nya pun bingung, ini salah itu salah dikit dikit demo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *